Tips Membangun Bisnis Dengan Teman atau Saudara Dekat
Menjalankan bisnis sendirian tentu sangat melelahkan. Anda harus mempersiapkan dan mengatur semuanya dengan sendiri. Lebih enak jika Anda menjalankan bisnis dengan partner. Selain ada pembagian tugas, Anda juga akan terbantu oleh keahlian partner Anda, yang mungkin mempunyai keunggulan di bidang yang bukan bagian Anda.
Untuk menentukan rekan bisnis, Anda wajib memastikan terlebih dahulu apakah dia orang yang dapat dipercaya atau tidak, dapat berkomunikasi baik dengan Anda atau tidak, dan sebagainya. Daripada repot menganalisa, Anda tentu lebih suka mengajak saudara atau teman Anda untuk bekerja sama.
Tapi, sebelum Anda melakukan itu, sebaiknya Anda mempertanyakan 10 hal dibawah ini terlebih dahulu agar dapat memastikan bahwa Anda memang memilih rekan bisnis yang tepat.
Tuliskah job description yang jelas dan buatlah aturan main dari awal. Aturan main tersebut adalah senjata Anda untuk membuat semua orang dalam lingkungan usaha tetap mematuhi aturan dan tertib.
Hubungan kekeluargaan atau pertemanan tidak menjamin Anda dapat menoleransi resiko-resiko besar. Sebagai contoh, bila pasangan suami-istri ingin memulai usaha baru, mungkin hanya si kakak yang siap membantu dan bersama-sama berjuang untuk merintis bisnis tersebut dari awal. Sementara si adik hanya mau ikut terjun ketika bisnis tersebut sudah lebih mapan.
Hal yang paling rawan ketika bekerja sama dengan sahabat atau saudara Anda dalam berbisnis adalah tidak mengetahui batas-batas hubungan pribadi dengan partner berbisnis.
Pertahankan profesionalitas Anda meski Anda bekerja sama dengan orang yang sangat dekat dengan Anda secara pribadi. Buatlah kesepakatan-kesepakatan seperti tidak membicarakan pekerjaan saat makan malam, dan tidak membawa masalah pribadi ketika di kantor kecuali keadaan darurat.
Namun, Anda harus benar-benar menyiapkan penerus Anda dengan matang. Jangan sampai Anda naik pesawat dengan pilot yang belum belajar caranya mendaratkan pesawat.
Untuk menentukan rekan bisnis, Anda wajib memastikan terlebih dahulu apakah dia orang yang dapat dipercaya atau tidak, dapat berkomunikasi baik dengan Anda atau tidak, dan sebagainya. Daripada repot menganalisa, Anda tentu lebih suka mengajak saudara atau teman Anda untuk bekerja sama.
Tapi, sebelum Anda melakukan itu, sebaiknya Anda mempertanyakan 10 hal dibawah ini terlebih dahulu agar dapat memastikan bahwa Anda memang memilih rekan bisnis yang tepat.
1. Apakah Anda dan teman Anda mempunyai tujuan yang sama?
Anda harus mempunyai tujuan yang jelas dalam berbisnis. Apakah Anda ingin mempunyai bisnis untuk melindungi kepentingan-kepentingan hidup keluarga Anda? Atau mungkin Anda ingin membesarkan merek bisnis Anda untuk dijual? Bila tujuan Anda tidak jelas, tentu akan sulit untuk membuat keputusan yang tepat dan benar untuk bisnis Anda.2. Apa yang dimiliki orang tersebut untuk perusahaan?
Jangan sampai karena hubungan pertemanan atau persaudaraan yang Anda miliki membuat Anda mengaburkan batas-batas kualifikasi yang berguna untuk bisnis Anda. Selain itu, pikirkan juga tingkat kepercayaan dan komitmen yang bisa Anda berikan untuk teman atau saudara Anda tersebut.Tuliskah job description yang jelas dan buatlah aturan main dari awal. Aturan main tersebut adalah senjata Anda untuk membuat semua orang dalam lingkungan usaha tetap mematuhi aturan dan tertib.
3. Apa yang terjadi bila kalian tidak sepakat?
Suatu usaha yang dipimpin oleh dua pemilik pastinya membingungkan. Tentukan siapa pembuat keputusan di dalam perusahaan Anda. Hal ini menjaga keutuhan perusahaan dan loyalitas karyawan Anda. Jangan sampai karyawan Anda dibuat bingung karena yang satu perintah ke kanan, sedang yang satu lagi peah ke kiri.4. Seberapa besar toleransi Anda terhadap suatu resiko?
Yang namanya berbisnis pastilah dihadapkan dengan resiko-resiko. Tidak ada High Gain Low Risk. Kalaupun ada, pastilah tidak akan bertahan lama, karena kompetitor akan berdatangan dan kompetisi berujung pada perang harga.Hubungan kekeluargaan atau pertemanan tidak menjamin Anda dapat menoleransi resiko-resiko besar. Sebagai contoh, bila pasangan suami-istri ingin memulai usaha baru, mungkin hanya si kakak yang siap membantu dan bersama-sama berjuang untuk merintis bisnis tersebut dari awal. Sementara si adik hanya mau ikut terjun ketika bisnis tersebut sudah lebih mapan.
5. Bagaimana Anda dan teman Anda akan memisahkan antara kepentingan pribadi dan perusahaan?
Bisnis adalah bisnis, teman adalah teman. Mungkin Anda sudah pernah mendengar ungkapan seperti ini.Hal yang paling rawan ketika bekerja sama dengan sahabat atau saudara Anda dalam berbisnis adalah tidak mengetahui batas-batas hubungan pribadi dengan partner berbisnis.
Pertahankan profesionalitas Anda meski Anda bekerja sama dengan orang yang sangat dekat dengan Anda secara pribadi. Buatlah kesepakatan-kesepakatan seperti tidak membicarakan pekerjaan saat makan malam, dan tidak membawa masalah pribadi ketika di kantor kecuali keadaan darurat.
6. Bagaimana Anda akan mengevaluasi kinerja partner Anda?
Meskipun partner Anda adalah sahabat sendiri, tetaplah mengevaluasi hasil pekerjaan mereka secara berkala. Bila hal ini sulit dilakukan berkenaan dengan hubungan pribadi Anda dengannya, serahkan urusan ini ke pihak ketiga. Bukan berarti Anda tidak boleh mempercayai dia, tetapi janganlah selalu mempercayai orang seratus persen. Anda akan kecewa nantinya.7. Jika tidak berhasil, apa yang akan Anda lakukan?
Pertimbangkan apa yang mungkin terjadi bila salah satu dari kalian ingin meninggalkan perusahaan. Bagaimana Anda akan menangani saham mitra Anda yang keluar? Siapa yang akan mengambil alih tanggung jawab yang ditinggalkan? Apa yang akan Anda lakukan untuk menyelamatkan hubungan pribadi kalian berdua?8. Seperti apa penerus Anda dan teman Anda?
Bahkan jika Anda berencana bertahan dalam jangka panjang, Anda harus menyiapkan penerus Anda. Seperti kata pepatah, save a penny a day for a rainy day. Menabunglah untuk hari berkabung. Seringkali rencana penerus ini gagal karena kejadian atau musibah-musibah yang tidak menyenangkan.Namun, Anda harus benar-benar menyiapkan penerus Anda dengan matang. Jangan sampai Anda naik pesawat dengan pilot yang belum belajar caranya mendaratkan pesawat.