Ini Alasan Tokopedia Tak Pernah Beri Diskon
Anda pasti kenal Tokopedia khan ? Bahkan mungkin ada yang sering belanja disana, atau bahkan mempunyai lapak di tokopedia. Pasti pernah bertanya-tanya kenapa tokopedia tidak pernah memberikan diskon harga untuk produk-produk yang ada di websitenya, seperti yang ditawarkan toko-toko online lain contohnya mataharimall, lazada dan sejenisnya.
William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, mengatakan setiap orang yang berkutat di bisnis online sering bersaing memberikan harga terbaik dan hal itu menyebabkan tak ada diskon harga di berbagai produk. Setiap penjual bersaing memberikan harga terbaik, sehingga tak akan ditemui diskon harga.
William Tanuwijaya mengumpamakan Tokopedia adalah sebuah kota, di mana penjual dapat menawarkan harga yang beragam untuk sebuah produk. “Jadi semuanya tergantung bagaimana pembeli memilih harga terbaik bagi mereka.
Tokopedia tidak ingin mengedukasi masyarakat dengan cara yang salah, karena saat ini, banyak penjual yang menaikkan harga suatu barang baru kemudian di diskon. Itu juga yang menjadi alasan, mengapa tokopedia tidak pernah ikut program Harbolnas tetapi lebih memilih memberikan cash back.
Sementara menjamurnya toko online di Indonesia tidak mengurangi keyakinan Chief Executive Officer Tokopedia, William Tanuwijaya, untuk tetap maju di industri e-commerce.
“Kami percaya hanya dengan kompetisi maka inovasi bisa lahir. Kompetitor terbesar itu diri kami sendiri. Kami selalu mengingatkan untuk mempunyai jiwa underdog yang selalu mengalahkan diri sendiri,” katanya.
William mengatakan kompetisi bisnis online akan selalu tumbuh seperti sudah masuknya ritel online global ke Indonesia, misalnya Rakuten.
“Di atas kertas kami tidak mungkin menang, tetapi karena itulah, kompetisi membuat kami berlari semakin kencang. Kami berusaha berinovasi,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, salah satu cara untuk meningkatkan inovasi adalah dengan mengembangkan kemampuan karyawan. “Salah satu budaya kerja yang ingin kami bangun adalah semua karyawan harus mau berbagi layaknya seorang guru, tetapi juga mau belajar seperti seorang murid,” kata William saat menunjukkan ruang rapat utama.
Orang-orang yang memiliki keahlian tertentu, seperti bahasa asing, misalnya, akan didorong untuk membuat kelas di luar jam kerja, layaknya kelas ekstra kurikuler di sekolah.
Baca Juga : Ini Lho "Dalaman" Kantor Tokopedia, Keren Banget