Pasar Glodok Pusat Elektronik, Babak Belur Dihajar Toko Online
Akhir-akhir ini banyak pusat grosir yang tepar melawan badai online shop, setelah kemarin ulasan Pasar Tanah Abang yang omsetnya turun drastis, sekarang Glodok Jakarta sebagai pusat elektronik mengalami hal serupa.
Pada tahun 90-an, Pasar Glodok menjadi pusat grosir aneka barang elektronik yang paling ramai di Indonesia. Semua jenis barang elektronik tersedia di Pasar Glodok yang lokasinya di Jakarta Barat tersebut, dari mulai elektronik model baru sampai rekondisi alias bekas.
Tapi tidak dengan saat ini, kondisi Pasar Glodok elektronik, semakin hari semakin sepi ditinggal pembeli. Salah seorang pemilik toko elektronik di Glodok, Andre mengatakan salah satu penyebab sepinya pembeli di Pasar Glodok karena maraknya trend belanja online. Itu sangat berpengaruh sekali, orang sekarang lebih senang beli secara online daripada datang langsung ke toko.
Dia mengungkapkan, para pedagang elektronik Glodok yang saat ini masih bertahan di lantai 3 hingga 5, rata-rata juga memiliki situs online atau menjualnya lewat situs e-commerce.
"Ini rata-rata yang masih buka toko juga punya online. Kalau tidak punya online, jual dengan menunggu di toko begini saja pasti enggak bisa bertahan, habis pasti. Lihat saja yang datang sepi sekali begini," ujar dia.
Andre yang menjual PlayStation dan kaset game console ini mengaku, porsi penjualan video game tersebut dari online bahkan lebih besar ketimbang yang dijual langsung dari toko, porsinya penjualan lewat online itu 60% uintuk offline itu 40%.
Menurut pantauan team blog grosir kulakan, memang di Pasar Glodok banyak yang importir dan distributor besar. Ada yang punya toko elektronik di daerah lain, jadi di sini tetap buka sebagai kantor saja. Karena kalau buat jualan enggak mungkin, semakin hari semakin sepi.
Pada tahun 90-an, Pasar Glodok menjadi pusat grosir aneka barang elektronik yang paling ramai di Indonesia. Semua jenis barang elektronik tersedia di Pasar Glodok yang lokasinya di Jakarta Barat tersebut, dari mulai elektronik model baru sampai rekondisi alias bekas.
Tapi tidak dengan saat ini, kondisi Pasar Glodok elektronik, semakin hari semakin sepi ditinggal pembeli. Salah seorang pemilik toko elektronik di Glodok, Andre mengatakan salah satu penyebab sepinya pembeli di Pasar Glodok karena maraknya trend belanja online. Itu sangat berpengaruh sekali, orang sekarang lebih senang beli secara online daripada datang langsung ke toko.
Dia mengungkapkan, para pedagang elektronik Glodok yang saat ini masih bertahan di lantai 3 hingga 5, rata-rata juga memiliki situs online atau menjualnya lewat situs e-commerce.
"Ini rata-rata yang masih buka toko juga punya online. Kalau tidak punya online, jual dengan menunggu di toko begini saja pasti enggak bisa bertahan, habis pasti. Lihat saja yang datang sepi sekali begini," ujar dia.
Andre yang menjual PlayStation dan kaset game console ini mengaku, porsi penjualan video game tersebut dari online bahkan lebih besar ketimbang yang dijual langsung dari toko, porsinya penjualan lewat online itu 60% uintuk offline itu 40%.
Sepi Pembeli, Toko Elektronik di Glodok Beralih Jadi 'Kantor'
Meski sepi pembeli, pedagang elektronik di Pasar Glodok, Jakarta Barat, masih memilih bertahan. Toko-toko yang terlihat sudah ditutup paling banyak ditemui di lantai atas mulai dari lantai 3 sampai lantai 5. Banyak pedagang yang masih memilih tetap membuka toko di pusat grosir tersebut lantaran toko tersebut juga berfungsi sebagai kantor.Menurut pantauan team blog grosir kulakan, memang di Pasar Glodok banyak yang importir dan distributor besar. Ada yang punya toko elektronik di daerah lain, jadi di sini tetap buka sebagai kantor saja. Karena kalau buat jualan enggak mungkin, semakin hari semakin sepi.
Dengan kondisi pengunjung yang sangat sedikit, para pedagang menjadikan tokonya sebagai tempat administrasi, juga kantor dan pusat pelayanan purna jual (after sales) dari penjualan yang dilakukan secara online.
Wilayah Glodok sendiri selama puluhan tahun dikenal sebagai pusat penjualan berbagai macam barang elektronik yang terbagi dalam beberapa kawasan Glodok Plaza, Pasar Glodok, Harco Glodok, dan Plaza Prion.
Di luar kawasan yang dibangun Pemda DKI Jakarta dan swasta tersebut, ratusan pedagang elektronik lainnya menjamur di sepanjang jalan di pinggiran Glodok sampai ke Pasar Asemka hingga Mangga Dua.